Minggu, 09 Juni 2013

KUNCI JAWABAN SOAL UKK AGAMA ISLAM KELAS VII 2012/2013

KUNCI JAWABAN SOAL UKK AGAMA ISLAM KELAS VII
TAHUN 2012/2013

UNTUK LATIHAN MENGHADAPI UKK 2013/2014




1
C
11
A
21
C
31
C
41
B
2
B
12

22
A
32
B
42
C
3
A
13
D
23
B
33
D
43
B
4
C
14
B
24
C
34
A
44
B
5
D
15
D
25
D
35
C
45
D
6
A
16
C
26
A
36
D
46
A
7
C
17
B
27
B
37
C
47
C
8
D
18
A
28
D
38
B
48
C
9
C
19
D
29
B
39
C
49
B
10
D
20
A
30
A
40
B
50
A

Kamis, 11 April 2013

Cerpen Maulid "Hari Kasih Sayang pada Perang Penaklukan"

Klik Cerpen di Sini

Para pembaca Cerpen (Bagas, Luthfan dkk), tetapkan pembagian tugas membaca. Latihan di rumah Sabtu dan Minggu. Senin esok s.d. Rabu, latihan setiap hari di Musholla.

Selasa, 26 Februari 2013

Doa Keselamatan




Ya, Allah kami mohan kepada-MU, keselamatan di dalam beragama, kesehatan jasmani, bertambahnya ilmu, keberkahan dalam rezeki,

bertobat sebelum mati, mendapat rahmat ketika mati, memperoleh ampunan setelah mati, dan kemudahan ya Allah, ketika sakaratul maut,

Kami mohon kepadamu keselamaan dari api neraka, dan permaafan ketika hisab

Latihan Soal Ujian Agama Islam SMP

Senin, 25 Februari 2013

KISI-KISI SOAL UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Mau tahu perkiraan soal Ujian SMP Mapel Pendidikan Agama Islam Tahun 2012/2013?
Klik link ini :

Kisi-Kisi Soal Ujian Sekolah Mapel Pendidikan Agama Islam

Pikirkan sendiri kemungkinan-kemungkinan soal yang keluar. Selamat belajar ...!

Materi Ujian Praktek Agama Islam Kelas IX Tahun 2012/2013 SMP Negeri 40 SSN Jakarta Pusat



1.      Kemampuan Membaca Alquran
·         Surat al-Baqarah ayat 1-7 
·         Aspek yang dinilai :
o   Kelancaran
o   Kefasihan makhraj
o   Tartil (sesuai Tajwid)


2.      Hapalan Alquran
·         3 surat :   Ad-Dhuha, at-Tin, al-Insyirah
·         Aspek yang dinilai :
o   Kelancaran
o   Kefasihan makhraj
o   Tartil (sesuai Tajwid)


3.      Pemahaman Isi Kandungan
·         3 surat :   Ad-Dhuha, at-Tin, al-Insyirah
·         Aspek yang dinilai :
o   Ketepatan arti per-ayat
o   Pemahaman isi/kandungan surat (Apa saja pesan Allah kepada kita dalam ayat/surat ini?)

4.      Praktek Wudhu
·         Ketertiban rukun
·         Ketepatan gerakan
·         Doa setelah wudhu

5.      Praktek Sholat Subuh
·         Ketertiban rukun
·         Ketepatan gerakan
·         Ketepatan bacaan
·         Doa setelah Sholat :  1) Doa untuk Orangtua, Allahumma Antas-salam ...,  Allahumma inna nas'aluka salamatan fid-din ...,  robbana atina fiddunya hasanah ....




Minggu, 24 Februari 2013

Masuk Surga dan Neraka Karena Seekor Lalat


Dari Thariq bin Syihab, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
"Ada seorang lelaki yang masuk surga karena seekor lalat.”

Mereka (para sahabat) bertanya, “Bagaimana hal itu bisa terjadi wahai Rasulullah ?”

Beliau menjawab :

“Ada dua orang lelaki yang melewati daerah suatu kaum yang memiliki berhala. Tidak ada seorangpun yang diperbolehkan melewati daerah itu melainkan dia harus berkorban sesuatu untuk berhala tersebut. 

Mereka pun mengatakan kepada salah satu di antara dua lelaki itu, “Berkorbanlah.”

Dia menjawab, “Aku tidak punya apa-apa untuk dikorbankan.”

Mereka mengatakan, “berkorbanlah, walaupun hanya dengan seekor lalat.”

Akhirnya dia pun berkorban dengan seekor lalat, sehingga mereka pun memperbolehkan dia untuk lewat dan meneruskan perjalanan. Karena sebab itulah dia masuk neraka.

Kepada yang satunya mereka juga mengatakan, “Berkorbanlah.”

Dia menjawab, “Tidak pantas bagiku berkorban untuk sesuatu selain Allah ‘azza wa jalla.”

Maka mereka pun memenggal lehernya, dan karena itulah dia masuk surga.

(HR. Ahmad, shahih mauquuf dari Salman)

Sabtu, 09 Februari 2013

Nabi Sebagai Rahmat bagi Hewan


Kasih Sayang Nabi kepada Hewan


Nabi diutus tidak hanya sebagai rahmat bagi umat Islam ataupun kalangan manusia secara umum, melainkan untuk semesta alam, mencakup juga binatang. Binatang-binatang bergembira dengan kedatangan Nabi karena merasakan kasih sayang Beliau.




1.   Nabi mengaitkan perlakuan terhadap binatang dengan ketakwaan


Kata beliau, "Bertakwalah kepada Allah dalam perlakuanmu terhadap binatang, kendarailah, dan beri makanlah dengan baik."


2.   Nabi menyuruh memberi makan binatang.

“Orang yang menunggangi dan meminum (susunya) wajib memberinya makanan”. (HR. Bukhari)

“Tiap-tiap manfaat yang diberikan kepada hewan hidup, Tuhan memberi pahala”. (HR. Bukhari dan Muslim)


3.   Nabi menyampaikan ancaman bagi yang membiarkan binatang kelaparan

Dari Abdullah (Ibnu Umar r.a.), Nabi SAW telah bersabda, “Ada seorang wanita yang disiksa (di neraka) karena seekor kucing yang dikurungnya sampai mati. Hanya karena kucing, dia masuk neraka. Sebab tatkala ia mengurungnya, ia tidak memberinya makan dan minum. Ia juga tidak mau melepaskannya untuk mencari makanan dari serangga dan tumbuh-tumbuhan. (Hadis Shahih Imam Bukhari)


4.   Nabi melarang menzalimi hewan

Terkisahkan, suatu ketika Rasulullah melihat seseorang yang duduk di atas punggung unta di tengah-tengah pasar sambil berbicara kepada orang-orang. Rasulullah kemudian menegur orang itu : “Jangan gunakan punggung binatang liarmu itu sebagai mimbar, karena Allah SWT telah membuatnya tunduk kepadamu agar ia bisa membawamu pergi dari satu tempat ke tempat lain yang tidak dapat kamu capai kecuali dengan badan yang letih” (Abu Dawud al-Sijistani, Sunan Abu Dawud.

5.   Nabi tidak mengganggu tidur binatang

Ketika Nabi Muhammad hendak mengambil jubahnya dan mengetahui bahwa seekor kucing sedang tidur di atas lengan jubah tersebut, Nabi Muhammad pun memotong lengan jubah yang digunakan tidur oleh sang kucing dengan tujuan agar tidak membangunkan tidur si kucing.


6.   Nabi berpesan untuk membantu anjing minum. Ini mengenai anjing yang air liurnya najis berat, apalagi hewan lain.

Ada seekor anjing yang berputar-putar di sekeliling sebuah sumur yang hampir mati karena kehausan, tiba-tiba seorang wanita tuna susila dari Bani Israel melihatnya, lalu ia melepaskan sepatunya untuk mengambil air yang kemudian diminumkannya kepada anjing tersebut. Karena amalannya itulah kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala berkenan mengampuninya”. (dari HR Bukhari)


7.   Nabi menyuruh menolong nyawa binatang

Suatu kali, Nabi berkata kepada Abu Hurairah, ”Ya Abu Hurairah, sayangilah semua makhluk Allah, maka Allah akan menyayangimu dan menjagamu dari neraka pada hari kiamat.”
Aku bertanya, “Ya Rasulullah, aku pernah menyelamatkan seekor lalat yang jatuh ke air.”
Jawab Rasulullah SAW, “Allah mencintaimu, Allah mencintaimu, Allah mencintaimu”.
        

8.   Nabi mengingatkan, binatang juga adalah hamba dan umat Allah

“Dari Abdullah ibn Mughaffal telah berkata, Rasulullah SAW pernah bersabda : Seandainya anjing-anjing bukan satu umat dari umat-umat (Tuhan), niscaya akan kuperintahkan agar mereka dibunuh” (H.R. Tirmidzi).


9.   Nabi melindungi hak asasi hewan

Abdullah bin Amr bin Ash mengabarkan, bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa yang membunuh seekor burung tanpa hak, niscaya Allah akan menanyakannya pada hari Kiamat.”
Seseorang bertanya, “Ya Rasulullah, apakah hak burung tersebut?”
Beliau menjawab, “Menyembelihnya, dan tidak mengambil lehernya lalu mematahkannya.” (HR. Ahmad, hadits nomor 6264)


10.                Nabi melarang membunuh binatang tanpa hak

“Barang siapa membunuh (bahkan) seekor burung pipit atau binatang-binatang yang lebih kecil lagi tanpa ada hak untuk melakukannya, maka Allah akan meminta pertanggungjawaban orang itu kelak.” (Abu Abd al-Rahman Ahmad ibn Syu ayb al-Nasa’i).


11.                Nabi melarang membunuh binatang dengan cara dibakar

Suatu ketika, Nabi menemukan sebuah sarang semut dibakar. Beliau bertanya, “Siapa yang melakukan ini?”.
Para sahabat menjawab, bahwa mereka lah yang melakukannya.
Nabi kemudian mengatakan, “Tidak ada yang berhak mempergunakan api untuk membakar kecuali Tuhannya api itu sendiri”

12.                Nabi menyuruh menajamkan pisau dalam menyembelih

“Allah menyuruh kita agar bersikap ihsan (baik) dalam segala hal. Sehingga jika kamu membunuh, maka bunuhlah dengan baik; dan jika menyembelih binatang, sembelihlah dengan baik. Tajamkanlah mata pisaumu agar dapat meringankan penderitaan binatang yang kamu sembelih.” (HR Muslim)

13.                Nabi menyuruh memperlakukan binatang sembelihan dengan terhormat

Rasulullah SAW melihat seorang laki-laki yang meletakkan kakinya di atas pantat seekor kambing yang akan disembelihnya sambil mengasah alat sembelihannya. Beliau bertanya, “Mengapa tidak engkau lakukan sebelumnya? Apakah engkau ingin membunuhnya dua kali?” (HR Thabrani)


14.                Nabi melarang menjadikan binatang sebagai sasaran latihan senjata

Ketika Rasululloh S.A.W. melihat orang-orang yang menjadikan burung sebagai sasaran anak panah, maka Beliau SAW bersabda, "Allah melaknat siapa saja yang menjadikan sesuatu yang bernyawa sebagai sasaran".
(Hadits Abu Daud dengan sanad shahih)


15.                Nabi melarang membebani binatang melebihi kemampuannya

“Apakah engkau tidak takut kepada Allah mengenai binatang ini, yang telah diberikan kepadamu oleh Allah? Dia melapor kepadaku bahwa engkau telah membiarkannya lapar dan membebaninya dengan pekerjaan-pekerjaan yang berat” (HR Abu Daud)


16.                Nabi mengembalikan anak burung kepada induknya

Dari Abdurrahman bin Abdillah dari ayahnya, dia menceritakan: “Kami menyertai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam suatu perlawatannya. Kemudian beliau pergi untuk memenuhi suatu kebutuhannya. Lalu kami melihat seekor burung berwarna merah dengan dua ekor anaknya. Kami mengambil kedua anaknya. Sementara induknya datang dia mengepak-ngepakkan sayapnya, lalu terbang menurun ke dataran menyiratkan kegelisahan dan kekecewaan. Ketika Nabi SAW datang, beliau bersabda: Siapa yang mengejutkan burung ini dengan mengambil anaknya? kembalikanlah anaknya kepadanya” (Hadist Imam Bukhari)


17.                Nabi melarang mengencingi sarang binatang

“Rasulullah SAW melarang kencing di lubang yang dibuat hewan” (HR Abu Daud dan Hakim)


18.                Nabi memberi nama binatang-binatang miliknya.

Beliau memiliki hewan-hewan bernama : Unta “Adhba” si Lincah, kuda “Luhaif” si Peringkik, keledai ‘ufair” si Cemerlang, kucing “Muezza” si Gagah.

Engkau Tak Berhak Membakar


Engkau Tak Berhak Membakar




Suatu ketika, Nabi menemukan sebuah sarang semut dibakar. 

Beliau bertanya, “Siapa yang melakukan ini?”.

Para sahabat menjawab, bahwa mereka lah yang melakukannya.

Nabi kemudian mengatakan, “Tidak ada yang berhak mempergunakan api untuk membakar kecuali Tuhannya api itu sendiri”

Menghormati Hewan Sembelihan


Menghormati Hewan Sembelihan




Rasulullah SAW melihat seorang laki-laki yang meletakkan kakinya di atas pantat seekor kambing yang akan disembelihnya sambil mengasah alat sembelihannya. 

Beliau bertanya, “Mengapa tidak engkau lakukan sebelumnya? Apakah engkau ingin membunuhnya dua kali?” 

(HR Thabrani)

Anjing di Pinggir Sumur


Anjing di Pinggir Sumur



Abu Hurairah mengabarkan, bahwa Rasulullah saw bercerita :

“suatu ketika seorang laki-laki tengah berjalan di suatu jalanan, tiba-tiba terasa olehnya kehausan yang amat sangat. Maka turunlah ia ke dalam suatu sumur lalu minum.

Saat keluar dari sumur, tiba-tiba ia melihat seekor anjing yang dalam keadaan haus pula sedang menjilat tanah. Orang tersebut berkata dalam hati, ‘Demi Allah, anjing ini telah menderita seperti apa yang ia alami’.

Segera ia turun kembali ke dalam sumur dan mengisikan air ke dalam sepatunya. Lalu sepatu itu digigitnya. Tiba di atas, ia segera memberi minum kepada anjing yang tengah kehausan itu.

Lantaran perbuatannya yang demikian, Tuhan mensyukuri dan mengampuni dosanya”.

Selesai bercerita, Nabi SAW ditanya, “Ya Rasulullah, apakah kami memperoleh pahala dalam memberikan makanandan minuman kepada hewan-hewan kami?”.

Nabi menjawab : “tiap-tiap manfaat yang diberikan kepada hewan hidup, Tuhan memberi pahala”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Nabi dan Keluarga Burung


Nabi dan Keluarga Burung


Ini cerita Amir Ar-Raam. Ia dan beberapa sahabat sedang bersama Rasulullah saw. Tiba-tiba seorang lelaki mendatangi mereka. Lelaki itu berkain di atas kepalanya, sementara di tangannya terdapat sesuatu yang ia genggam.

Lelaki itu berkata, “Ya Rasulullah, saya segera mendatangimu saat melihatmu. Ketika berjalan di bawah pepohonan yang rimbun, saya mendengar kicauan anak burung. Saya segera mengambilnya dan meletakkannya di dalam pakaian. Tiba-tiba induknya datang dan terbang berputar di atas kepalaku. Saya lalu menyingkap kain yang menutupi anak-anak burung. Si induk segera mendatangi anak-anaknya di dalam pakaianku, sehingga mereka sekarang ada bersamaku.”

Rasulullah saw. berkata kepada lekaki itu, “Letakkan mereka.”

Kemudian anak-anak burung itu diletakkan. Namun, sang induk enggan meninggalkan anak-anaknya dan tetap bersama mereka.

“Apakah kalian heran menyaksikan kasih sayang induk burung itu terhadap anak-anaknya?” tanya Rasulullah saw. kepada para sahabat yang ada waktu itu.

“Benar, ya Rasulullah,” jawab para sahabat.

“Ketahuilah,” kata Rasulullah saw., “Demi Dzat yang mengutusku dengan kebenaran, sesungguhnya Allah lebih penyayang terhadap hamba-hamba-Nya melebihi induk burung itu kepada anak-anaknya. Kembalikanlah burung-burung itu ke tempat di mana engkau menemukannya, bersama-sama dengan induknya”.

Lelaki yang menemukan burung itupun segera mengembalikan burung-burung itu ke tempat semula.

Allah Mencintaimu Karena Seekor Lalat


 Allah Mencintaimu Karena Seekor Lalat


Abu Hurairah bercerita, Rasulullah SAW berpesan kepadaku, ”Wahai Abu Hurairah, sayangilah semua makhluk Allah, maka Allah akan menyayangimu dan menjagamu dari neraka pada hari kiamat”.
 Aku bertanya, “Ya Rasulullah, aku pernah menyelamatkan seekor lalat yang jatuh ke air.”

Jawab Rasulullah SAW, “Allah mencintaimu, Allah mencintaimu, Allah mencintaimu”.

Mimbar di Atas Unta


Terkisahkan, suatu ketika Rasulullah melihat seseorang yang duduk di atas punggung unta di tengah-tengah pasar sambil berbicara kepada orang-orang.

Rasulullah kemudian menegur orang itu : “Jangan gunakan punggung binatang liarmu itu sebagai mimbar, karena Allah SWT telah membuatnya tunduk kepadamu agar ia bisa membawamu pergi dari satu tempat ke tempat lain yang tidak dapat kamu capai kecuali dengan badan yang letih”

(Abu Dawud al-Sijistani, Sunan Abu Dawud)

Unta, Sahabat dalam Perjalanan


Unta, Sahabat dalam Perjalanan


Nabi memperlakukan binatang tunggangannya  tidak sebagai kendaraan belaka, melainkan sebagai sahabat dalam perjalanan, selayak sahabat manusia yang menemani.

Lihatlah betapa tingginya perhatian beliau terhadap binatang tunggangannya sampai-sampai beliau berpesan seperti ini :

“Ketika kamu melakukan perjalanan melalui sebuah daerah yang subur, maka perlambatlah agar unta-untamu sempat makan rumput. Dan jika kamu melewati sebuah wilayah yang tandus dan kering, percepatlah langkahmu untuk menyedikitkan rasa lapar yang menimpa binatang-binatang itu.” (HR Muslim)

Luar biasa!

Kucing Makan Bubur


Kucing Makan Bubur



Dawud bin Shalih At-Tammar dan ibunya menceritakan, bahwa budaknya memberikan Aisyah semangkuk bubur. Sesampai sampai di rumah Aisyah, tenyata Aisyah sedang shalat. Aisyah memberikan isyarat untuk menaruhnya.

Sayangnya, setelah Aisyah menyelesaikan shalat, ia lupa ada bubur. Hingga datanglah seekor kucing, lalu memakan sedikit bubur tersebut.

Ketika melihat bubur tersebut dimakan kucing, Aisyah membersihkan bagian yang dimakan hewan tersebut,  lalu memakan sisanya.

Kucing Minum dari Bejana (2)


Kucing Minum dari Bejana (2)


Ali bin Al-Hasan dan Anas menceritakan bahwa Rasulullah SAW pergi ke Bathhan, suatu daerah di Madinah. Di sana Rasul berkata, “Hai Anas, tuangkan air wudhu untukku ke dalam bejana”

Anas menuangkan air ke dalam bejana. Ketika sudah selesai, Rasul menuju bejana. Namun seekor kucing datang dan menjilati air yang berada dalam bejana tersebut.

Melihat hal itu, Rasul berhenti, sampai kucing tersebut berhenti minum dari air bejana. Kemudian dia berwudhu dengan air dalam bejana yang baru saja di minum si kucing.

 Ketika ditanya mengenai kejadian tersebut, Beliau menjawab :
“Wahai Anas, kucing termasuk perhiasan rumah tangga. Ia tidak dikotori sesuatu, dan tidak najis”

Kucing di Tempat Wudhu


Kucing di Tempat Wudhu


Kabsyah binti Ka’b bin Malik menceritakan, bahwa Abu Qatadah – mertua Kabsyah – masuk ke rumahnya lalu menuangkan air untuk wudhu. Tiba-tiba  datang seekor kucing yang ingin minum. Lalu ia menuangkan air di bejana sampai kucing itu minum.

Kabsyah berkata, “Perhatikanlah!”

Abu Qatadah berkata, “Apakah kamu heran?”

Ia menjawab, “Ya”

Lalu, Abu Qatadah berkata bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda :
“Kucing itu tidak najis. Ia binatang yang suka berkeliling di rumah (binatang rumahan)”.

(HR At-Tirmidzi, An-Nasa’i, Abu Dawud, dan Ibnu Majah).

Muezza Kucing Nabi


Muezza Kucing Nabi


Nabi Muhammad SAW memiliki kucing peliharaan yang bernama Muezza. Setiap menerima tamu,  beliau menggendong muezza dan meletakkan di pahanya. Beliau pernah berpesan untuk menyayangi kucing peliharaan layaknya menyanyangi keluarga sendiri.

Salah satu sifat Muezza yang paling Nabi sukai adalah selalu mengeong ketika mendengar azan, seolah-olah suaranya seperti mengikuti lantunan suara adzan.

Pernah saat Rasul mau mengambil jubahnya, ternyata Muezza sedang tidur di atasnya. Karena tidak ingin membangunkannya, Rasul memotong belahan lengan yang di tiduri oleh Muezza.

Apabila Nabi pulang ke rumah, Muezza terbangun dan mengelus-elus majikannya. Sebagai balasan, Nabi mengusap lembut tubuh Muezza.

Jumat, 08 Februari 2013

Hak Burung


Hak Burung




Abdullah bin Amr bin Ash mengabarkan, bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa yang membunuh seekor burung tanpa hak, niscaya Allah akan menanyakannya pada hari Kiamat.”

Seseorang bertanya, “Ya Rasulullah, apakah hak burung tersebut?”

Beliau menjawab, “Menyembelihnya, dan tidak mengambil lehernya lalu mematahkannya.”

(HR. Ahmad, hadits nomor 6264)

Bersikap Adil kepada Semut


Bersikap Adil kepada Semut



Nabi SAW bercerita :

“Pernah seekor semut menggigit salah seorang Nabi. Nabi tersebut lalu menyuruh untuk mendatangi sarang semut untuk dibakar.

Kemudian Allah menurunkan wahyu kepadanya :

‘Apakah hanya gara-gara satu ekor semut yang menggigitmu engkau akan membinasakan satu umat yang selalu bertasbih?’”

(H.R. Muslim).

Nabi Melepas Burung

Nabi Melepas Burung



Suatu hari ketika Rasulullah SAW keluar dari mesjid, Beliau melihat seekor burung yang di jadikan mainan oleh seorang anak kecil. Kaki burung tersebut di ikat dengan seutas tali, lalu diseret-seret sambil berlari. Bagi si anak ini mungkin permainan tersebut sangat mengasyikkan.

Rasul menghampiri anak tersebut dan berkata, "Ya Umair (panggilan kesayangan untuk Umar) kenapa burung tersebut engkau tarik-tarik. Bagaimana jika burungnya saya beli".

Si anak setuju.

Akhirnya Rasulullah SAW membeli burung tersebut dan merawatnya di rumah. Setelah sembuh, Rasul melepaskannya.



Unta yang Menangis


Unta yang Menangis



Suatu hari Rasulullah keluar rumah dengan menunggangi untanya bersama Abdullah bin Ja’far. Ketika mereka sampai di pagar salah salah seorang kalangan Anshar, tiba-tiba terdengar lenguhan seekor unta. Unta itu menjulurkan lehernya ke arah Rasulullah saw. Ia merintih. Air matanya jatuh berderai.

Rasulullah saw. mendatanginya. Beliau mengusap belakang telinga unta itu. Unta itu pun tenang. Diam.

Kemudian dengan wajah penuh kemarahan, Rasulullah saw. bertanya, “Siapakah pemilik unta ini, siapakah pemilik unta ini?”

Pemiliknya pun bergegas datang. Ternyata, ia seorang pemuda Anshar. “Itu adalah milikku, ya Rasulullah,” katanya.

Rasulullah saw. berkata, “Tidakkah engkau takut kepada Allah karena unta yang Allah peruntukkan kepadamu ini? Ketahuilah, ia telah mengadukan nasibnya kepadaku, bahwa engkau membuatnya kelaparan dan kelelahan.”



Kamis, 07 Februari 2013

Kasih Sayang Nabi kepada Lingkungan (Non Hewan dan Tumbuhan)


Kasih Sayang Nabi kepada Lingkungan (Non Hewan dan Tumbuhan)



Kedatangan Nabi Muhammad SAW, bukan saja menjadi anugerah bagi manusia, hewan, dan tumbuhan, melainkan juga benda-benda lain yang ada di bumi ini. Mereka semua senang kepada sikap dan ajaran Nabi yang memperhatikan keberadaan mereka. 

1. Nabi menyuruh menjaga kebersihan halaman rumah.

"Sesungguhnya Allah itu Mahabaik yang mencintai kebaikan, Mahabersih yang mencintai kebersihan. Oleh sebab itu, bersihkanlah halaman-halaman rumah kamu dan jangan menyerupai Yahudi." (HR Tirmidzi dan Abu Ya'la). 


2. Nabi menyuruh menjaga air dari kotoran

“Jauhilah tiga macam perbuatan yang dilaknat :  buang air besar di sumber air, di tengah jalan, dan di bawah pohon yang teduh”. (HR. Abu Daud)

Rasulullah melarang untuk membuang air kecil dalam air yang tidak mengalir karena akan merusak air itu. (HR Muslim, Abu Daud, dan Tirmidzi).


3. Nabi melarang penggunaan air secara berlebihan

Suatu hari, Rasulullah melewati Sa'ad sedang berwudhu (dan banyak menggunakan air). Beliau mengkritik, "Mengapa boros wahai Sa'ad?" Sa'ad menjawab, "Apakah ada pemborosan air dalama wudhu?" Rasul menjawab, "Ya, walaupun kamu berada di sungai yang mengalir." (HR Ibnu Majah dan Ahmad).

4. Nabi menyuruh menjaga kebersihan masjid. 

"Semua amalan umatku ditampakkan kepadaku baik dan buruknya. Aku dapatkan di antara amal kebajikan adalah menghilangkan bahaya dari jalanan dan aku temukan di antara amalan yang buruk adalah membuang ingus di masjid dan tidak dibersihkan." (HR Muslim, Ahmad dan Ibnu Majah). 

5. Nabi menjahit baju robeknya dan sandalnya sendiri.
Sudah populer di tengah kita kepribadian Nabi yang rendah hati ini. Salah satu sudut penilaian kita terhadap sikap Nabi tersebut, adalah karena rasa sayang Beliau terhadap benda-benda miliknya, sehingga Beliau tidak langsung mengganti baju yang robek atau sendal yang putus, melainkan memperbaikinya terlebih dahulu.

6. Nabi menamai benda-benda miliknya.

Beliau menamai gelasnya ‘Ar Rayyan’, mangkuk ‘Al Gharra’, dan tas ‘Al Kafur’. Beiau juga memiliki pedang-pedang yang diberinama, salah satunya ‘Dzul Faqqar’.  Sikap ini menunjukkan kerendahan hati Nabi, sekaligus kualitas persahabatan dan kasih sayang beliau dengan benda-benda pribadinya.

Kisah Nabi dan Sepohon Kurma


KISAH NABI  DAN SEBATANG POHON KURMA



Semula dahulu, Masjid Nabawi di kota Madinah itu dibangun dengan sederhana. Langit-langit atapnya hanya terdiri dari sambungan pelepah yang telah diikat. Dibawahnya terdapat batangan pohon kurma tertata rapi yang tegak terpancang menopang kuat. Sedangkan lantainya hamparan tanah pasir yang cukup bersih terawat.

Di hari jum’at, setiap kali berkhutbah, Baginda Nabi saw. biasa berdiri sambil berpegangan pada sebatang pohon kurma yang berada di dekatnya.Tangan Baginda yang mulia telah berulang kali menyentuhnya, untuk sekedar memegang atau bersandar.

Rupanya hal itu –dengan kehendak Alloh Swt.– telah memberikan kesan yang teramat spesial bagi sebatang pohon tersebut. Kemuliaan Baginda, keagungan pribadinya dan kasih sayangnya yang luas, semua itu telah membuat pohon kurma tadi turut pula merasakan kebahagiaan yang tiada tara, merasakan kebanggaan yang tak tertandingi oleh setiap pepohonan, setiap benda-benda, bahkan oleh manusia sekalipun yang tak pernah bersentuhan dengan tubuh sang kekasih tercinta.

Suatu hari, seorang sahabat datang berkata kepada Baginda Nabi saw.,  ”Wahai Rasulullah,bagaimana jika kami membuatkan sebuah mimbar untukmu?”.”

“Jika memang kalian menghendaki, silahkan!”, jawab Baginda.

Maka para sahabat pun segera mencarikan rancangan, hingga dibuatlah sebuah mimbar. Kelak lembaran sejarah mencatatnya sebagai mimbar pertama dalam Islam.

Dengan diliputi rasa penasaran bercampur bahagia, para sahabat pun menunggu kesempatan itu tiba, kesempatan untuk menyaksikan peristiwa saat pertama kali Baginda Nabi saw berdiri menyampaikan khutbahnya di atas mimbar.

Tatkala Nabi tengah berkhutbah tiba- tiba terdengar suara tangis memilukan. Entah siapa dan dari mana suara itu berasal? Khalayak pun ramai, saling memandang, mencari tahu.

Dari atas mimbar, Baginda Nabi saw. beranjak turun menuju sebatang pohon kurma, pilar masjid yang tadinya beliau gunakan sebagai tempat untuk bersandar. Baginda mendekat, menyentuh, kemudian mendekapnya, hingga suara ratapan tadi hilang lengang, seakan memberi isyarat bahwa si pemiliknya telah tenang.

Orang-orang yang hadir masih menatap Baginda penuh tanya, seolah menanti penjelasan yang masih tersisa.

Beliau bersabda : “Pohon ini meratap karena rindu kepada dzikir yang dahulu biasa didengarnya”

Kemudian Nabi memberi pohon itu pilihan, apakah hendak dikembalikan fungsinya sebagai tempat bersandar dan berpegangan, ataukah dikubur dan menjadi pohon yang buahnya dimakan oleh para nabi serta orang-orang saleh di taman surgawi?

Pohon itu memilih yang terakhir.



Kasih Sayang Nabi Muhammad SAW kepada Pepohonan


Nabi sebagai Rahmat bagi Pepohonan
Fajril Gois




Selain manusia dan binatang, pepohonan juga merasa senang dengan kehadiran Nabi Muhammad SAW. Hal itu karena Nabi menyayangi pepohonan dan menyuruh umatnya menyayangi pepohonan.

Contoh-contoh sikap Nabi terhadap tanaman antara lain :

1.    Nabi menancapkan pelepah kurma di atas dua kuburan untuk meringankan siksa kedua penghuninya. Perbuatan Beliau menginspirasi umat Islam untuk menanami areal pekuburan dengan pepohonan. Apapun alasannya, tradisi umat Islam ini berdampak positif bagi kesehatan lingkungan.

2.    Nabi menyuruh menanam pohon

"Barang siapa yang mempunyai sebidang tanah, maka hendaknya ditanami dengan tanaman-tanaman atau pepohonan"(HR. Baihaqi).

3.    Nabi menyuruh umatnya untuk tetap menanam bibit pohon walaupun Kiamat sudah tiba.
“Sekiranya kiamat datang, sedang di tanganmu ada anak pohon kurma, maka jika (masih) bisa tidak berlangsung kiamat itu sehingga selesai menanam tanaman, hendaklah dikerjakan (pekerjaan menanam itu) (H. R. Ahmad, dari Anas bin Malik).

Mengagumi Hadis ini, Muhammad Quthub berkata :
“Ya Tuhan, haruskah tetap ditanam? Apakah yang mesti ditanam itu? Bibit kurma yang baru menghasilkan buah setelah bertahun lamanya, padahal kehancuran dunia sudah pasti dengan yakin akan terjadi. Ya Allah, Hanya Nabi Islam, penutup dari segala Nabi, yang berhak mengatakan ini. Islam satu-satunya agama yang mungkin menggerakkan hati manusia untuk berbuat ini, dan hanyalah Nabi Islam satu-satunya yang mungkin membawa petunjuk demikian dan akan memimpin manusia lainnya. Inilah sejarah dunia seluruhnya. Tiada contoh bandingannya inti ajaran Rasulullah SAW ini.


4.    Nabi memotivasi umatnya yang menanam pohon dengan pahala sedekah

“Tidaklah seorang muslim menanam tanaman, kemudian tanaman itu dimakan oleh burung, manusia, ataupun hewan, kecuali baginya dengan tanaman itu sadaqah”. (HR. al-Bukhari dan Muslim dari Anas).


5.    Nabi melarang membuang kotoran di bawah naungan pohon.

"Jauhilah tiga perilaku terlaknat : Buang kotoran di sumber air, di pinggir jalan, dan di bawah naungan pohon." (HR Abu Daud, Ahmad dan Ibnu Majah).

6.    Nabi melarang menebang pohon tanpa kemaslahatan. Kepada tentara yang hendak berperang Nabi mengeluarkan perintah : jangan rusak pohon korma, jangan cabut tanaman, dan jangan runtuhkan rumah. Ini dalam keadaan perang, apakah lagi dalam keadaan damai?

7.    Secara khusus, Nabi melarang menebang pohon di Makkah dan Madinah

“Sesungguhnya kota Mekah diharamkan oleh Allah, bukan manusia yang mengharamkannya. Maka tidak halal bagi orang yang beriman kepada Allah dan hari kiamat menumpahkan darah dan menebang pohon di sana” (Shahih Muslim No.2413)

8.    Nabi mengancam penebang pohon secara liar

"Siapa saja yang memotong pohon bidara yang ada di atas tanah lapang yang sering digunakan sebagai tempat bernaung bagi orang-orang yang sedang dalam perjalanan ataupun binatang-binatang, secara sia-sia dan penuh kezaliman tanpa alasan yang benar, maka Allah akan mencelupkan kepalanya ke dalam api neraka" (HR. Bukhari)

9.    Kecintaan Nabi terhadap pepohonan diikuti oleh para sahabatnya. Abu Bakar r.a. melepas tentara perang Islam dengan 10 wasiat, dua di antaranya :  jangan menebang pohon yang sedang berbuah, dan jangan membinasakan pohon kurma.

Ibnu Umar suka menelusuri bekas-bekas Rasulullah SAW. Di mana saja Beliau pernah melakukan shalat, iapun shalat di tempat itu. Ia juga menjaga, memelihara dan menyirami dengan air, pohon yang pernah disandari Nabi SAW supaya tidak mati dan kering.

Kiai  Hamid Pasuruan, sebagaimana diceritakan dalam jalan-hijau.blogspot.com, melarang santrinya mengikat pohon dengan kawat, karena takut menyakitinya. Dia memperlakukan pohon seperti memperlakukan manusia.