Kamis, 07 Februari 2013

Kasih Sayang Nabi Muhammad SAW kepada Pepohonan


Nabi sebagai Rahmat bagi Pepohonan
Fajril Gois




Selain manusia dan binatang, pepohonan juga merasa senang dengan kehadiran Nabi Muhammad SAW. Hal itu karena Nabi menyayangi pepohonan dan menyuruh umatnya menyayangi pepohonan.

Contoh-contoh sikap Nabi terhadap tanaman antara lain :

1.    Nabi menancapkan pelepah kurma di atas dua kuburan untuk meringankan siksa kedua penghuninya. Perbuatan Beliau menginspirasi umat Islam untuk menanami areal pekuburan dengan pepohonan. Apapun alasannya, tradisi umat Islam ini berdampak positif bagi kesehatan lingkungan.

2.    Nabi menyuruh menanam pohon

"Barang siapa yang mempunyai sebidang tanah, maka hendaknya ditanami dengan tanaman-tanaman atau pepohonan"(HR. Baihaqi).

3.    Nabi menyuruh umatnya untuk tetap menanam bibit pohon walaupun Kiamat sudah tiba.
“Sekiranya kiamat datang, sedang di tanganmu ada anak pohon kurma, maka jika (masih) bisa tidak berlangsung kiamat itu sehingga selesai menanam tanaman, hendaklah dikerjakan (pekerjaan menanam itu) (H. R. Ahmad, dari Anas bin Malik).

Mengagumi Hadis ini, Muhammad Quthub berkata :
“Ya Tuhan, haruskah tetap ditanam? Apakah yang mesti ditanam itu? Bibit kurma yang baru menghasilkan buah setelah bertahun lamanya, padahal kehancuran dunia sudah pasti dengan yakin akan terjadi. Ya Allah, Hanya Nabi Islam, penutup dari segala Nabi, yang berhak mengatakan ini. Islam satu-satunya agama yang mungkin menggerakkan hati manusia untuk berbuat ini, dan hanyalah Nabi Islam satu-satunya yang mungkin membawa petunjuk demikian dan akan memimpin manusia lainnya. Inilah sejarah dunia seluruhnya. Tiada contoh bandingannya inti ajaran Rasulullah SAW ini.


4.    Nabi memotivasi umatnya yang menanam pohon dengan pahala sedekah

“Tidaklah seorang muslim menanam tanaman, kemudian tanaman itu dimakan oleh burung, manusia, ataupun hewan, kecuali baginya dengan tanaman itu sadaqah”. (HR. al-Bukhari dan Muslim dari Anas).


5.    Nabi melarang membuang kotoran di bawah naungan pohon.

"Jauhilah tiga perilaku terlaknat : Buang kotoran di sumber air, di pinggir jalan, dan di bawah naungan pohon." (HR Abu Daud, Ahmad dan Ibnu Majah).

6.    Nabi melarang menebang pohon tanpa kemaslahatan. Kepada tentara yang hendak berperang Nabi mengeluarkan perintah : jangan rusak pohon korma, jangan cabut tanaman, dan jangan runtuhkan rumah. Ini dalam keadaan perang, apakah lagi dalam keadaan damai?

7.    Secara khusus, Nabi melarang menebang pohon di Makkah dan Madinah

“Sesungguhnya kota Mekah diharamkan oleh Allah, bukan manusia yang mengharamkannya. Maka tidak halal bagi orang yang beriman kepada Allah dan hari kiamat menumpahkan darah dan menebang pohon di sana” (Shahih Muslim No.2413)

8.    Nabi mengancam penebang pohon secara liar

"Siapa saja yang memotong pohon bidara yang ada di atas tanah lapang yang sering digunakan sebagai tempat bernaung bagi orang-orang yang sedang dalam perjalanan ataupun binatang-binatang, secara sia-sia dan penuh kezaliman tanpa alasan yang benar, maka Allah akan mencelupkan kepalanya ke dalam api neraka" (HR. Bukhari)

9.    Kecintaan Nabi terhadap pepohonan diikuti oleh para sahabatnya. Abu Bakar r.a. melepas tentara perang Islam dengan 10 wasiat, dua di antaranya :  jangan menebang pohon yang sedang berbuah, dan jangan membinasakan pohon kurma.

Ibnu Umar suka menelusuri bekas-bekas Rasulullah SAW. Di mana saja Beliau pernah melakukan shalat, iapun shalat di tempat itu. Ia juga menjaga, memelihara dan menyirami dengan air, pohon yang pernah disandari Nabi SAW supaya tidak mati dan kering.

Kiai  Hamid Pasuruan, sebagaimana diceritakan dalam jalan-hijau.blogspot.com, melarang santrinya mengikat pohon dengan kawat, karena takut menyakitinya. Dia memperlakukan pohon seperti memperlakukan manusia.


1 komentar: