Nabi sebagai Rahmat bagi Pepohonan
Fajril Gois
Selain manusia dan binatang,
pepohonan juga merasa senang dengan kehadiran Nabi Muhammad SAW. Hal itu karena
Nabi menyayangi pepohonan dan menyuruh umatnya menyayangi pepohonan.
Contoh-contoh sikap Nabi terhadap
tanaman antara lain :
1. Nabi menancapkan pelepah kurma di atas dua kuburan untuk
meringankan siksa kedua penghuninya. Perbuatan Beliau menginspirasi umat Islam
untuk menanami areal pekuburan dengan pepohonan. Apapun alasannya, tradisi umat
Islam ini berdampak positif bagi kesehatan lingkungan.
2. Nabi menyuruh menanam pohon
"Barang siapa yang mempunyai sebidang
tanah, maka hendaknya ditanami dengan tanaman-tanaman atau pepohonan"(HR.
Baihaqi).
3. Nabi menyuruh umatnya untuk tetap menanam bibit pohon walaupun Kiamat
sudah tiba.
“Sekiranya kiamat datang, sedang di
tanganmu ada anak pohon kurma, maka jika (masih) bisa tidak berlangsung kiamat
itu sehingga selesai menanam tanaman, hendaklah dikerjakan (pekerjaan menanam
itu) (H. R. Ahmad, dari Anas bin Malik).
Mengagumi Hadis ini, Muhammad Quthub
berkata :
“Ya Tuhan, haruskah tetap ditanam? Apakah
yang mesti ditanam itu? Bibit kurma yang baru menghasilkan buah setelah
bertahun lamanya, padahal kehancuran dunia sudah pasti dengan yakin akan
terjadi. Ya Allah, Hanya Nabi Islam, penutup dari segala Nabi, yang berhak
mengatakan ini. Islam satu-satunya agama yang mungkin menggerakkan hati manusia
untuk berbuat ini, dan hanyalah Nabi Islam satu-satunya yang mungkin membawa
petunjuk demikian dan akan memimpin manusia lainnya. Inilah sejarah dunia
seluruhnya. Tiada contoh bandingannya inti ajaran Rasulullah SAW ini.
4. Nabi memotivasi umatnya yang menanam pohon dengan pahala sedekah
“Tidaklah seorang muslim menanam tanaman,
kemudian tanaman itu dimakan oleh burung, manusia, ataupun hewan, kecuali
baginya dengan tanaman itu sadaqah”. (HR. al-Bukhari dan Muslim dari Anas).
5. Nabi melarang membuang kotoran di bawah naungan pohon.
"Jauhilah tiga perilaku terlaknat : Buang
kotoran di sumber air, di pinggir jalan, dan di bawah naungan pohon." (HR
Abu Daud, Ahmad dan Ibnu Majah).
6. Nabi melarang menebang pohon tanpa kemaslahatan. Kepada tentara
yang hendak berperang Nabi mengeluarkan perintah : jangan rusak pohon korma,
jangan cabut tanaman, dan jangan runtuhkan rumah. Ini dalam keadaan perang,
apakah lagi dalam keadaan damai?
7. Secara khusus, Nabi melarang menebang pohon di Makkah dan
Madinah
“Sesungguhnya kota Mekah diharamkan oleh
Allah, bukan manusia yang mengharamkannya. Maka tidak halal bagi orang yang
beriman kepada Allah dan hari kiamat menumpahkan darah dan menebang pohon di
sana” (Shahih Muslim No.2413)
8. Nabi mengancam penebang pohon secara liar
"Siapa saja yang memotong pohon bidara
yang ada di atas tanah lapang yang sering digunakan sebagai tempat bernaung
bagi orang-orang yang sedang dalam perjalanan ataupun binatang-binatang, secara
sia-sia dan penuh kezaliman tanpa alasan yang benar, maka Allah akan mencelupkan
kepalanya ke dalam api neraka" (HR. Bukhari)
9. Kecintaan Nabi terhadap pepohonan diikuti oleh para sahabatnya.
Abu Bakar r.a. melepas tentara perang Islam dengan 10 wasiat, dua di antaranya
: jangan menebang pohon yang sedang
berbuah, dan jangan membinasakan pohon kurma.
Ibnu Umar suka menelusuri bekas-bekas
Rasulullah SAW. Di mana saja Beliau pernah melakukan shalat, iapun shalat di
tempat itu. Ia juga menjaga, memelihara dan menyirami dengan air, pohon yang
pernah disandari Nabi SAW supaya tidak mati dan kering.
Kiai Hamid
Pasuruan, sebagaimana diceritakan dalam jalan-hijau.blogspot.com, melarang santrinya mengikat pohon dengan kawat, karena takut
menyakitinya. Dia memperlakukan pohon seperti memperlakukan manusia.
bagus
BalasHapus